Jakarta - Wakil Presiden Boediono mengungkapkan kegelisahannya atas kondisi bangsa yang disesaki kabar buruk tentang korupsi, politik uang, dan penyalahgunaan kewenangan. Ia percaya masyarakat Indonesia pada umumnya masih menganut prinsip positif seperti toleransi, ketulusan, kejujuran, dan idealisme.
Untuk mengamankan mental anak bangsa, Boediono minta para ibu dan perempuan berperan lebih aktif menebar kasih sayang dan rasa saling percaya di antara keluarga besar yang disebut bangsa Indonesia. "Ibu adalah sumber utama, penyubur dan penyebar utama kasih sayang di dalam keluarga, hati yang keras hanya bisa dilembutkan dengan hati yang lembut," kata Boediono saat membuka Musyawarah Kerja Nasional Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia di Kantor Wakil Presiden, Jumat, 22 Juli 2011.
Ia yakin, banyak yang bisa dilakukan kaum ibu dan perempuan di keluarga, kampung, majelis taklim, dan tingkat yang lebih luas lagi untuk membuat Indonesia menjadi bangsa yang harmonis dan sakinah.
Boediono mengakui masih banyak masalah yang dialami perempuan dan keluarga di Indonesia. Masalah-masalah itu adalah, masih tingginya angka kematian ibu melahirkan, masalah gizi anak, kemiskinan, serta cap Indonesia sebagai pengekspor tenaga kerja wanita pembantu rumah tangga. "Penyebabnya adalah masih rendahnya tingkat pendidikan para wanita dan belum meratanya akses pelayanan kesehatan," kata Boediono lagi.
Menurut dia, pemerintah tak mampu mengatasi sepenuhnya masalah-masalah itu. Pemerintah butuh mitra dari masyarakat sipil, seperti halnya Badan Musyawarah tersebut.