DIPA TA 2011, SBY Himbau Pejabat Negara Jangan Takut Gunakan Anggaran dan APBN
Selasa, 15 Februari 2011
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menyerahkan DaftarIsian Pelaksana Anggaran (DIPA)
Tahun Anggaran 2011 kepada para menteri, pimpinan lembaga, serta gubernur dari
seluruh Indonesia.
Penyerahan DIPA dilakukan di Istana Negara,
Jakarta, Selasa, pada pukul 10.00 WIB.Menurut keterangan pers Kementerian
Keuangan, penyerahan DIPA Tahun Anggaran 2011 lebih awal dilaksanakan dibandingkan
tahun-tahun anggaran lalu yang diserahkan oleh Presiden pada awal
tahun berjalan.
Penyerahan DIPA di akhir tahun dimaksudkan agar
sejak hari pertama tahun 2011, semua Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di seluruh Indonesia telah siap melayani
pencairan dana untuk semua satuan kerja. Faktor ketepatan waktu pencairan dana tersebut
penting untuk keberhasilan pelaksanaan program pembangunan yang telah
direncanakan dengan baik dan matang. Prioritas nasional yang akan dicapai pada 2011
sesuai dengan tema rencana kerja pemerintah
"Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan Didukung Pemantapan Tata
Kelola
dan Sinergi Pusat Daerah" adalah reformasi birokrasi dan tata
kelola,peningkatan kualitas pendidikan,serta peningkatan pelaksanaan upaya
kesehatan dan persentase ketersediaan obat dan penanggulangan kemiskinan.
Pengguna DIPA terbesar pada 2011 adalah
Kementerian Pekerjaan Umum, diikuti oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan
Kementerian Pertahanan. APBN 2011 meningkat sebesar
11,3 persen dari tahun sebelumnya senilai Rp1.104,9 triliun berasal dari
pendapatan negara dan hibah.
Penerimaan perpajakan diharapkan dapat menyumbang
sebesar Rp850,3 triliun atau 77
persen dari total pendapatan negara dan hibah. Sedangkan rasio perpajakan
terhadap PDB tahun depan diperkirakan sebesar 12,1 persen dengan penerimaan
negara bukan pajak sebesar Rp250,9 triliun dan penerimaan hibah sebesar Rp.3,7
triliun.
Anggaran belanja negara dialokasikan sebesar
Rp1.229,6 triliun atau meningkat sebesar 92,
persen dari tahun anggaran sebelumnya. Defisit anggaran diperkirakan sebesar
Rp124,7 triliun atau 1,8 persen dari PDN yang akan dibiayai dari sumber-sumber
pembiayaan dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan pengelolaan dan pemanfaatn ABPN Tahun
Anggaran 2011 secara maksimal pemerintah berharap perumbuhan ekonomi nasional
dapat dicapai 6,4 persen dengan laju inflasi 5,3 persen,
pengurangan tingkat kemiskinan menjadi 11,5-12,5 persen dan penurunan tingkat
pengangguran
menjadi 7,0 persen dari 7,14 persen pada tahun 2010. Mengakhiri Iklim Takut
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau pejabat negara untuk mengakhiri
iklim takut menggunakan anggaran yang bersumber dari Anggaran dan Pendapatan
Belanja Negara (APBN).
Pejabat negara tidak perlu takut apabila ditunjuk
sebagai kuasa pelaksana anggaran selama
mendapatkan bimbingan cukup sehingga tidak melanggar hukum, kata Presiden dalam
pidatonya saat penyerahan daftar isian pelaksana anggara (DIPA) Tahun Anggaran
2011 di Istana Negara, Selasa."Pastikan mereka itu diberi tuntunan dan
bimbingan agar tidak ragu-ragu. Tidak boleh berhenti pembangunan gara-gara
takut.
Jangan juga dijebak sampai salah.Pastikan
program-program pemerintah dapat jalan segera,"
tutur Presiden.Meski demikian, Presiden tetap mengingatkan agar selalu dilakukan
pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam pengelolaan anggaran serta
perbaikan administrasi, prosedural, dan birokrasi.
Pejabat perbendaharaan yang ditunjuk untuk suatu
proyek harus benar-benar orang yang kompeten dan berkualitas. Presiden juga mengingatkan
agar setiap temuan dari Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dapat ditindaklanjuti dan aparat pengawasan internal pemerintah
dapat mengembangkan manajemen risiko di setiap unit kementerian atau lembaga.
"Tingkatkan pengawasan internal, monitoring,
dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan," ujarnya.
Presiden juga mengemukakan bahwa sampai saat ini ia mendengar masih terjadi
praktik
penggelembungan harga dalam pengadaan barang dan jasa di kementerian atau lembaga
negara.
"Saya minta atensi, masih saya dengar ada mark up dalam pengadaan barang
dan jasa. Perpres,
Keppres sudah disederhanakan,makin cepat, tapi kalau budaya mark up di negeri
ini masih ada maka negara yang akan rugi," tuturnya.
Presiden mengaku telah mulai memetakan wilayah
pengadaan barang dan jasa yang rawan potensi
penggelembungan dan melakukan pengawasan langsung terhadap proses pengadaan
tersebut.
Harus Tepat Waktu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga meminta seluruh
kegiatan dalam Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2011 agar
dapat dilaksanakan tepat waktu dan diselesaikan secara sempurna pada 2011.
"Laksanakan tepat waktu dan selesaikan
secara menyeluruh dan sempurna pada tahun anggaran itu juga. Jangan ada yang
tidak rampung di tahun 2011 mendatang," kata Presiden pada
acara penyerahan DIPA Tahun Anggaran 2011 kepada para menteri,pimpinan lembaga,
dan para
gubernur dari seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Selasa. Penyerahan
DIPA Tahun
Anggaran 2011 berbeda dari tahuntahun sebelumnya karena dilakukan pada akhir
tahun 2010 sebelum anggaran 2011 dimulai.
Hal tersebut dimaksudkan agar sejak hari pertama
tahun 2011 seluruh satuan kerja di kementerian/lembaga dapat melaksanakan
kegiatan dengan baik. "Kita ingin seluruh kegiatan
dalam DIPA segera mulai dilaksanakan sejak awal tahun anggaran," ujar
Presiden. Selain itu, Kepala Negara juga mengingatkan kembali pentingnya faktor
ketepatan waktu yang sangat mutlak untuk diperhatikan agar DIPA TA 2011, SBY
Himbau Pejabat Negara Jangan Takut Gunakan Anggaran dan APBN tiada alasan lagi
untuk tidak dapat menjalankan program pembangunan secara terencana dan terukur.
Untuk itu, Presiden meminta para menteri dan
pimpinan lembaga serta para kepala daerah sebagai
pelaksana pengguna anggaran di daerah segera menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan sebagai
pelaksanaan program pembangunan. "Susun rencana penarikan dana yang
diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan. Segera
sampaikan rencana penarikan dana itu kepada
Menteri Keuangan (AgusMartowardojo, red) agar dapat disediakan dana sesuai
rencana penarikan dana masing-masing kementerian atau lembaga,"
tuturnya.
Dengan DIPA Tahun Anggaran 2011 yang diserahkan
lebih awal, Presiden meminta agar tahap
pelelangan dalam proses pengadaan barang dan jasa dapat dilakukan pada akhir
tahun anggaran berjalan. "Lakukan proses pelelangan sesuai ketentuan. Mari
kita pastikan pelaksanaan anggaran pada tahun 2011 lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya, terutama dari segi tata
kelola keuangan negara," demikian Presiden.
Ditargetkan 93,6 Persen Menteri Keuangan Agus
Martowardojo menyatakan pemerintah menargetkan penyerapan anggaran pendapatan
dan belanja negara 2010 mencapai
93,6 persen atau lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. "Beberapa
waktu lalu ,kita telah
tempuh langkah penyederhanaan pelaksanaan (pengadaan, red) barang dan jasa
untuk percepat penyerapan.
Data realisasi 23 Desember 2010 dan
diperhitungkan permintaan surat perintah bayar maka penyerapan akhir 2010 nanti
diperkirakan 93,6 persen," kata Menkeu saat memberikan laporan dalam acara
penyerahan DIPA 2011 di Istana Negara Jakarta, Selasa. Agus menyatakan
keyakinannya itu berangkat dari sejumlah langkah yang sudah dilakukan.
Menurut Menkeu, 3 Desember 2010 realisasi
penyerapan DIPA 2010 mencapai 83,4 persen dari pagu APBN-P 2010, sedikit lebih
rendah dibandingkan 2009 yaitu posisi 23 Desember 2009 mencapai 86,5 persen.
Namun dari jumlah permintaan surat perintah bayar dan sejumlah
indikator lainnya, Menkeu menyatakan keyakinannya bahwa penyerapan anggaran
akan tercapai.
Sementara itu untuk DIPA 2011, Menkeu menyatakan penyerahan diakhir 2010 bagi
DIPA 2011
menunjukkan komitmen agar seluruh program baik di tingkat pusat maupun daerah
dapat
mencapai target sesuai perencanaan.
"Percepatan penyerahan DIPA 2011,
sesungguhnya salah satu upaya kementerian dan lembaga
sesegera mungkin lakukan kegiatannya pada 2011. Proses pelelangan bisa
dilakukan akhir 2010
dan awal 2011 bisa perikatan kontraknya dan harus didukung semua pihak,"
kata Menkeu.
"Keberhasilan percepatan DIPA 2011, tidak
berarti bila tidak diikuti langkah serius kelola dana.
Pemenuhan berbagai persyaratan dan pahami berbau kebijakan akan dorong daya
serap anggaran," kata Menkeu. Ia menambahkan pada 2011, perencanaan PBN
menggunakan
sistem penganggaran berbasis kinerja berorientasi pada output dan outcome,
sehingga bisa menjamin visi yang diharapkan.
Pengguna DIPA terbesar pada 2011 adalah
Kementerian Pekerjaan Umum, diikuti oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan
Kementerian Pertahanan. APBN 2011 meningkat sebesar
11,3 persen dari tahun sebelumnya senilai Rp1.104,9 triliun berasal dari
pendapatan negara dan hibah. Penerimaan perpajakan diharapkan dapat menyumbang
sebesar Rp850,3 triliun atau 77
persen dari total pendapatan negara dan hibah.
Sedangkan rasio perpajakan terhadap PDB tahun
depan diperkirakan sebesar 12,1 persen
dengan penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp250,9 triliun dan penerimaan
hibah sebesar Rp3,7 triliun. Anggaran belanja negara dialokasikan sebesar
Rp1.229,6 triliun atau meningkat sebesar 92, persen dari tahun anggaran
sebelumnya.
Defisit anggaran diperkirakan sebesar Rp124,7
triliun atau 1,8 persen dari PDN yang akan dibiayai dari sumber-sumber
pembiayaan dalam negeri maupun luar negeri. Dengan pengelolaan dan pemanfaatn
ABPN Tahun Anggaran 2011 secara maksimal pemerintah berharap perumbuhan ekonomi
nasional dapat dicapai 6,4 persen dengan laju inflasi 5,3 persen, pengurangan
tingkat kemiskinan menjadi 11,5-12,5 persen dan penurunan tingkat pengangguran
menjadi 7,0 persen dari 7,14 persen pada tahun 2010. (berbagai sumber)