TEMPO Interaktif, Jakarta - Pakar Ekonomi dari Universitas Atmajaya, Prasetyantoko, menyatakan bahwa permasalahan korupsi di Indonesia mengganggu pertumbuhan ekonomi. "Daya saing kita rendah, tapi korupsinya tinggi," ujar Prasetyantoko dalam diskusi “Manfaat dan Mudharat KTT ASEAN” di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu, 7 Mei 2011.
Ia mencontohkan efisiensi yang ada di bea cukai. Menurutnya, custom efficiency bea cukai Indonesia masih rendah. "Karena ada banyak pungutan liar dan korupsi," kata Prasetyantoko.
Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-18 yang berlangsung mulai hari ini di Jakarta, menurutnya, harus dijadikan momentum untuk pertumbuhan ekonomi. Agar ekonomi kita dapat bersaing dengan negara ASEAN lainnya, "Kalau mau bersaing di dalam negeri harus bertarung habis-habisan untuk perangi korupsi itu," jelasnya.
Anggota komisi I DPR RI dari fraksi Demokrat, Roy Suryo, menyatakan dalam KTT ini Indonesia harus dapat memanfaatkan posisi sebagai ketua ASEAN. Konferensi ini, menurutnya, jangan hanya terhenti pada sebuah deklarasi saja. "Tapi, permasalahan mulai dari ekonomi makro hingga buruh migran bisa ditangani bersama," ucapnya.
Konferensi yang puncaknya akan digelar di Jakarta Convention Center pada 7–8 Mei 2011, diikuti sepuluh pimpinan atau perwakilan dari negara ASEAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap ASEAN dapat menyelesaikan masalah internal sekaligus berperan dalam perekonomian global. RIRIN AGUSTIA