Demo Anti Korupsi Makassar Berujung Bentrok
Demo antikorupsi yang digelar mahasiswa Makassar berujung bentrok dengan polisi, Kamis, 9 Desember. Bentrokan diawali dari aksi unjuk rasa 100 mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan di Jalan Urip Sumoharjo. Para mahasiswa melakukan demo mengusung aksi penuntasan korupsi. Mereka bermaksud menemui Gubernur namun tak dibolehkan oleh petugas Samapta Kepolisian yang berjaga di depan kantor gubernur.
Negosiasi sempat dilakukan namun berakhir buntu. Polisi dan mahasiswa terlibat aksi saling lempar batu. Mahasiswa yang bertahan di kampus UMI, yang jaraknya sekitar 300 meter dari kantor gubernur terus melempari polisi dengan batu. Serangan itu lantas dibalas dengan semprotan meriam air (water cannon) dan tembakan gas air mata.
Akibat bentrok tersebut tiga polisi luka terkena lemparan batu di bagian kening dan pipi. Sementara, belasan mahasiswa juga mengalami luka akibat terkena peluru karet dan gas air mata. Sebagian dari mereka dilarikan ke rumah sakit. Sementara 9 mahasiswa lainnya diamankan di pos satpam Gubernur.
Korban terus bertambah dari pihak mahasiswa akibat bentrokan dengan polisi. Sebanyak delapan mahasiswa kembali terkena tembakan polisi. Sebelumnya empat mahasiswa terkena timah panas dan mereka dilarikan ke rumah sakit. Total yang tertembak hingga laporan ini ditulis pukul 16.25 sebanyak 12 mahasiswa.
Hujan tak Surutkan Demo
Meski hujan mengguyur, aksi memperingati hari anti korupsi tetap berjalan. Bahkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Makassar bergabung berunjuk rasa di fly over, jalan Urip Sumoharjo. Mahasiswa mendesak penuntasan skandal bank Century senilai Rp 6,7 triliun. Mereka menilai pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dan Beodiono belum memperlihatkan komitmennya menuntaskan kasus korupsi di negeri ini. Pemerintah dituding sengaja menutup mata atas kasus century.
Elemen mahasiswa yang menggelar aksi ini adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Makassar, Liga Mahasiswa Nasional Demokratik, Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Bulukumba, mahasiswa Universitas 45 Makassar, Universitas Negeri Makassar, Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Serikat Rakyat Miskin Kota Makassar. Meski dibawah guyuran hujan, massa terus menggelar orasi dan aksi teatrikal.
Siagakan 1300 Personel
Kepolisian Resor Kota Besar Makassar siagakan 1300 personel untuk mengawal demonstrasi anti korupsi ini. Personel mengawal demo tanpa dibekali senjata api. “Mereka hanya menggunakan tameng dan pentungan. Sengaja tidak dibekali dengan senjata api,” kata Kepala Satuan Samapta, Ajun Komisaris Besar Sigit Wibisono.
Polisi berkonsentrasi di beberapa obyek vital di Makassar. Seperti flyover, Kejaksaan Tinggi, Monumen Mandala, Kantor Pajak, Bank Indonesia, kantor Perwakilan BPK, Kejaksaan Negeri Makassar, kantor gubernur, dan DPRD Sulawesi Selatan. Pengamanan polisi terdiri dari semua unsur. Mulai dari intelijen, reserse, brimob, dan lalu lintas. Jumlah personel lalu lintas diperbanyak untuk mengatur kelancaran arus.
Sejumlah ruas protokol di Makassar mengalami kemacetan. Di Jalan Sultan Alauddin mahasiswa Unismuh memblokade setengah jalur yang menghubungkan Gowa-Makassar. Sementara di Jalan A.P. Pettarani dua kelompok mahasiswa dari Universitas Negeri Makassar dan Universitas Indonesia Timur juga memblokir jalan. Di ruas Urip Sumoharjo, mahasiswa Universitas 45 Makassar juga mengambil sebagian badan jalan.
Sekitar pukul 16.30 waktu setempat situasi relatif kondusif. Polisi melakukan negosiasi dengan mahasiswa. Keduanya sepakat menarik diri.
Demo Anti Korupsi Makassar: 12 Mahasiswa Tertembak
Meski sempat diguyur hujan, berbagai elemen mahasiswa Makassar tetap melakukan aksi turun ke jalan. Dalam aksi demo, mahasiswa mendesak skandal Bank Century segera dituntaskan. Mereka juga mempertanyakan komitmen Sby-Budiono terhadap pemberantasan korupsi.
PAra demonstran terdiri dari berbagai elemen, diantaranya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Makassar, Liga Mahasiswa Nasional Demokratik, Serikat Rakyat Miskin Kota Makassar, Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Bulukumba, Mahasiswa Universitas 45 Makassar, Mahasiswa Universitas Negeri Makassar, MAhasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI), dan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sayangnya demonstrasi memperingati hari Anti Korupsi di Makassar tersebut berlangsung ricuh. Hingga pukul 4 sore setidaknya 12 mahasiswa terkena tembak dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Para demonstran yakin kawan mereka terkena peluru tajam. Keyakinan itu didasarkan pada temuan mahasiswa di lapangan berupa selongsong peluru tajam.
Untuk mengatasi keganasan demonstran Makassar, pihak kepolisian harus mendatangkan tambahan pasukan sebanyak satu kompi Brigade Mobil (Brimob) bersenjata lengkap.
Bentrokan bermula dari aksi demo mahasiswa di depan kantor gubernur Sulawesi Selatan. Para pendemo mendesak ingin masuk ke gubernuran namun dihalau polisi. Hal ini menjadi penyulut terjadi bentrokan plisi vs mahasiswa.