MENTERI Pemberdayaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Azwar Abubakar
geram melihat PNS muda memiliki kekayaan miliaran rupiah.
“Temuan
PPATK itu secepatnya diserahkan ke aparat hukum, sehingga bisa
diproses secara hukum,’’ kata Azwar Abubakar kepada Rakyat Merdeka (Grup
JPNN), pekan lalu.
Menurut
politisi PAN itu, secara umum ada korelasi antara sistem rekrutmen
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang buruk dengan integritas pegawai
tersebut.
“Kalau
masuk harus main sogok, membayar sejumlah dana, maka mental PSN itu
pasti rusak. Sebab, yang dipikirkan bagaimana mengembalikan uang sogok
tersebut,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa Anda optimistis bisa merubah pola sogok itu?
Kita jangan pesimistis. Ini bisa kita rubah. Kalau tidak bisa dirubah, berarti kita akan gagal.
Apa yang Anda lakukan?
Sistem
rekrutmen PNS harus diperbaiki. Kemudian pejabat yang menerima calon
PNS itu tidak bisa disogok. Kami harapkan agar PNS itu tidak bisa
disuap.
Apa Anda memberi apresiasi terhadap temuan PPATK itu?
Ya.
Keberhasilan PPATK itu menunjukkan lembaga itu semakin tajam. PPATK
tidak hanya dapat dari transaksi perbankan tapi juga lembaga lain,
seperti jual beli mobil, jual beli emas.
Saya
berharap temuan ini secepatnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang
agar diperiksa secara hukum. Apakah kekayaan itu dari korupsi atau
uang warisan atau berkaitan dengan penyelewengan proyek.
Apa PNS muda itu bermain dalam proyek?
Saya
mensinyalir seperti itu. Ini kan akhir tahun. Banyak sekali proyek
yang baru selesai 70 persen bahkan 60 persen. Uangnya belum diserahkan,
tapi dimasukan dulu ke rekening penyelenggara proyek. Ini jelas
penyimpangan. Proyek tidak selesai, dia bilang selesai.
Temuan PPATK ini mencoreng citra birokrasi?
Itu
kan salah satu cara memperkecil penyimpangan atau korupsi. Birokrasi
pun harus ada pengawasan masyarakat. Temuan PPATK ini merupakan
sinyalemen agar PNS tidak berbuat korupsi.
Apa langkah pencegahan yang dilakukan kementerian Anda?
Kami
mendorong birokrasi terbuka dalam hal pelayanan publik. Jangan ada
suap atau mempersulit hal-hal yang sederhana. Kemudian proses
pengadaan melalui internet.
Bagaimana dengan rekrutmen PNS?
Selama
ini terjadi pembengkakan pegawai, baik melalui jalur honorarium,
maupun asas kekerabatan. Selain itu, dalam tes ada yang tidak murni.
Ada beberapa daerah yang bagus. Tapi tidak sedikit yang melakukan
permainan.
Bagaimana caranya agar tidak terjadi praktek seperti itu?
Serahkan
proses rekrutmen itu pada pihak independen. Kemudian LSM ikut
mengawasi. Pelaksanaan tesnya harus serentak. Dengan begitu, kita akan
mendapatkan orang jujur dan kemampuan bagus.
Nanti
kita akan rapikan. Jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Oknum yang bermain dalam rekrutmen itu harus ditindak. Kembalikan
kepercayaan anak-anak kita yang ingin menjadi PNS. Sumber: jpnn.com